Reaksi Oksidasi Dan Reduksi

REAKSI REDOKS

PERTEMUAN PERTAMA

  1. Kompetensi
  • Standar Kompetensi : Memahami sifat-sifat larutan non elektrolit dan non elektrolit serta reaksi oksidasi     reduksi
  • Kompetensi Dasar : Menjelaskan perkembangan konsep reaksi reduksi oksidasi serta penerapannya
  • Indikator :

* Membedakan konsep oksidasi, reduksi ditinjau dari penggabungan dan pelepasan oksigen, pelepasan dan penerimaan elektron serta peningkatan dan penurunan bilangan oksidasi

* Menentukan bilangan oksidasi atom unsur dalam senyawa atau ion

* Menentukan oksidator dan reduktor dalam reaksi redoks

* Mendeskripsikan konsep redoks dalam memecahkan masalah linkungan

  1. Pengantar

Dalam kehidupan sehari-hari kita sering menemui beberapa hal menarik seperti terjadinya perubahan warna pada daging buah apel setelah dibelah, peristiwa pembakaran kayu, peristiwa perkaratan besi, bau busuk akibat penumpukkan sampah, pemanfaatan kompor untuk memasak.

– See more at: http://miy90.blogspot.co.id/2013/05/modul-materi-kimia-kelas-x-reaksi.html#sthash.xBMNQ320.dpuf

Perubahan warna pembakaran kayu perkaratan besi pada daging buah apel setelah dibelah. Bau busuk peristiwa pembakaran akibat sampah pada kompor.

Pada buah apel ketika baru dibelah, daging buah apel berwarna putih. Namun, setelah dibiarkan beberapa saat menjadi cokelat. Mengapa hal itu terjadi? Reaksi apa yang menyebabkan perubahan warna daging buah apel tersebut? Begitu juga pada peristiwa pembakaran kayu, perkaratan besi, peristiwa timbulnya bau busuk pada penumpukan sampah, dan pengunaan kompor untuk memasak. Jenis reaksi apakah yang terjadi? Mengapa besi tersebut bisa berkarat? Semua fenomena tersebut akan dibahas dalam materi ini yaitu berkaitan dengan reaksi redoks.

  1. Sejarah Perkembangan Teori Redoks

Sebelum melangkah lebih jauh tentang reaksi redoks sebaiknya kita mengetahui terlebih dahulu bagaimana sejarah perkembangan hingga timbulnya teori redoks.

Dari beberapa abad sebelum Masehi, orang telah mengenal api, terutama pada peristiwa pembakaran. Sejak saat itu para ahli pengetahuan mulai tertarik tentang proses pembakaran. Kemudian pada abad ke-16, melalui eksperiment Boyle mengemukakan bahwa pada pembakaan terjadi penggabungan antara benda yang dibakar dengan partikel api.

Abad ke-17, George Stahl mengemukakan bahwa apabila benda dibakar, maka benda itu akan kehilangan sesuatu yang disebut plongiston, sehingga apabila benda terbakar massanya bertambah. Teori ini berlaku untuk logam-logam, tetapi untuk batu bara tidak. Batu bara apabila dibakar, massa arang yang terbentuk berkurang. Oleh karena itulah pada tahun 1772, Lavoiser meneliti peristiwa pembakaran bermacam-macam logam dengan udara. Lavoisier mengatakan bahwa bertambahnya berat logam bila dibakar dalam udara disebabkan karena adanya reaksi antara logam tersebut dengan gas yang ada di udara, oksigen. Selanjutnya ahli-ahli kimia mulai mengklasifikasikan reaksi suatu zat dengan oksigen dan diberi istilah reaksi oksidasi.

  1. Konsep Dasar Reaksi Redoks

Reaksi kimia dapat digolongkan ke dalam reaksi redoks dan reaksi bukan redoks. Reaksi redoks adalah reaksi yang berkaitan dengan peristiwa reduksi dan oksidasi. Reaksi redoks banyak terjadi dalam kehidupan sehari-hari, misalnya perkaratan besi, reaksi-reaksi pembakaran, oksidasi makanan dalam sel, fotosintesis, dan peleburan bijih logam, aki, baterai, dan berbagai proses elektrolisis seperti penyepuhan. Dalam mempelajari reaksi redoks ada beberapa konsep dasar yang harus dipahami, seperti :

  1. Oksidasi :
  • Penambahan/pengikatan atom oksigen
  • Pelepasan Elektron
  • Naiknya bilangan oksidasi
  1. Reduksi
  • Pengurangan atom oksigen
  • Penambahan Elektron
  • Turunnya bilangan oksidasi
  1. Reduktor (Pereduksi)
  • Zat yang mengalami oksidasi
  1. Oksidator (pengoksidasi)
  • Zat yang mengalami reduksi
  1. Reaksi Redoks
  • Reaksi yang mengandung peristiwa reduksi dan oksidasi
  1. Reaksi autoredoks (disproporsionasi)
  • Reaksi redoks yang oksidator dan reduktornya merupakan zat yang sama
  1. Bilangan oksidasi
  • Muatan suatu atom jika elektron ikatan diberikan kepada atom yang keelektronegatifannya lebih besar.
  1. Perkembangan konsep Redoks

Pengertian reaksi reduksi dan oksidasi telah mengalami berbagai perkembangan. Pada awalnya peristiwa reduksi oksidasi dikaitkan dengan pelepasan dan pengikatan oksigen. Pada perkembangan selanjutnya oksidasi dan reduksi dikaitkan dengan penangkapan dan pelepasan elektron, dan kemudian dengan perubahan bilangan oksidasi. Hal ini dimaksudkan untuk memberikan cakupan yang lebih luas bagi jenis reaksi tersebut.

  1. Reaksi Redoks Sebagai Pengikatan dan Pelepasan Oksigen.

OKSIDASI

Oksidasi adalah reaksi pengikatan oksigen, sedangkan reduksi adalah reaksi pelepasan oksigen

  1. Oksidasi suatu unsur akan menghasilkan suatu oksida.

4Fe (s) + 3O2(g) → 2Fe2O3 (s)

2Mn + O2 → 2MnO

  1. Oksidasi senyawa sulfida menghasilkan oksida logam penyusunnya.

4FeS2 +11O2 → 2Fe2O3 + 8SO2

  1. Oksidasi atau pembakaran senyawa karbon menghasilkan gas karbondioksida dan air.

CH4 (g) + 2O2 (g) → CO2 (g) + 2H2O (g)

C3H8 + 5O2 → 3CO2 + 4H2O

C12H22O11 + 12O2 → 12CO2 + 11H2O

REDUKSI

  1. Pemanasan raksa oksida (HgO)

2HgO → 2Hg + O2

  1. Pemanasan kalium klorat (KClO3)

2KClO3 → 2KCl + 3O2

Sumber oksigen pada reaksi oksidasi disebut oksidator, sedangkan zat yang menarik oksigen pada reaksi reduksi disebut reduktor.

  1. REDOKS BERDASARKAN PELEPASAN DAN PENERIMAAN ELEKTRON

Reaksi antara unsur logam dan non logam terjadi dengan serah terima elektron. Perhatikan contoh berikut:

  1. Reaksi kalsium dengan oksigen
  2. Reaksi kalsium dengan belerang

Menurut konsep oksidasi reduksi terdahulu, reaksi (1) merupakan reaksi oksidasi karena merupakan pengikatan oksigen, tetapi reaksi(2) tidak termasuk oksidasi. Pada hal, dalam kedua reaksi itu kalsium mengalami hal yang sama yaitu: melepas 2 elektron. Sehingga pengertian redoks terlalu sempit jika hanya ditinjau dari pengikatan dan pelepasan oksigen. Oleh karena itu muncullah konsep reduksi oksidasi berdasarkan serah terima elektron. Oksidasi adalah reaksi pelepasan elektron, sedangkan reduksi adalah reaksi pengikatan/penyerapan elektron.

Pada reaksi (2) di atas kalsium mengalami oksidasi karena melepas elektron, sedangkan belerang mengalami reduksi karena menangkap elektron. Reaksi yang melibatkan oksidasi reduksi selanjutnya kita sebut reaksi redoks (reduksi-oksidasi) Sedangkan reaksi yang hanya reduksi atau oksidasi saja disebut setengah reaksi.

Contoh :

  1. 2Cu + O2 → 2CuO

2Cu → 2Cu2+ + 4e (Oksidasi)

O2 + 4e → 2O2- (Reduksi)

2Cu + O2 → 2CuO (Redoks)

  1. Cu + Cl2 CuCl2

Cu → Cu2+ + 2e (Oksidasi)

Cl2 + 2e → 2Cl- (Reduksi)

Cu + Cl2 → CuCl2 (Redoks)

Oksidator adalah zat yang menangkap elektron dan mengalami reduksi, sedangkan reduktor adalah zat yang melepas elektron dan mengalami oksidasi. Pada contoh diatas, kalsium dioksidasi oleh belerang. Oleh karena itu belerang merupakan pengoksidasi atau oksidator. Belerang direduksi oleh kalsium, sehingga kalsium merupakan pereduksi atau reduktor.

  1. REDOKS BERDASARKAN PERUBAHAN BILANGAN OKSIDASI

Dalam berbagai reaksi redoks yang melibatkan spesi yang kompleks, kadang-kadang tidak mudah menentukan atom mana yang melepaskan elektron dan atom mana yang menangkap elektron. Perhatikan reaksi berikut :

KMnO4 + H2SO4 + H2C2O4 K2SO4 + MnSO4 + CO2 + H2O

Dari reaksi di atas, apakah anda bisa segera menentukan atom mana yang melepas elektron (mengalami oksidasi) dan yang mana yang menangkap elektron (mengalami reduksi) pada reaksi di atas?

Kerumitan tersebut dapat diatasi dengan munculnya perkembangan pengertian oksidasi reduksi dengam perubahan bilangan oksidasi. Pelepasan elektron dapat menyebabkan kenaikkan biloks, sedangkan penangkapan elektron dapat menurunkan bilangan oksidasi.

Oksidasi = pertambahan bilangan oksidasi

Reduksi = penurunan bilangan oksidasi

– See more at: http://miy90.blogspot.co.id/2013/05/modul-materi-kimia-kelas-x-reaksi.html#sthash.xBMNQ320.dpuf